Rabu, 29 April 2020

SAFINATUN NAJAH - Muqoddimah dan Rukun Islam

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قال المصنف رحمه الله تعالى و نفعنا به و بعلومه في الدارين آمين


 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Segala puji bagi Allah, Dzat yang merajai seluruh alam dan hanya kepadaNya saya memohon pertolongan pada setiap urusan dunia dan agama.
Dan semoga Allah SWT memberikan rahmatNya kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang menjadi nabi terakhir, beserta keluarga Nabi, dan seluruh sahabat-sahabat Nabi.
Tiada daya menghindar dari maksiat dan tiada upaya kekuatan untuk melaksanakan ibadah kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung.


1
 فَصْلٌ 

Rukun Islam ada lima, yaitu :
1.     Bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah
2.     Mendirikan sholat
3.     Mengeluarkan zakat
4.     Puasa di bulan Ramadlan
5.     Menunaikan ibadah haji di baituLlah bagi yang sudah mampu

=========*

Syeikh Salim bin Sumair mengawali tulisannya dengan lafadz بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Para Ulama’ ketika akan mengarang sebuah kitab selalu mengawalinya dengan menuliskan lafadz basmalah, hal ini dikarenakan mengikuti penulisan Al-Qur’an yang setiap awal suratnya diawali dengan basmalah. Selain itu, para Ulama’ yang mengenal sunnah Nabi, mereka memulai segala petunjuk kebaikan dengan basmalah. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,

كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لاَ يُبْدَأ فِيْهِ بِبِسْمِ الله فَهُوَ أَبْتَر 

Segala bentuk hal yang terpuji, baik secara dzohir baik kalau tidak diawali dengan basmallah maka akan terpotong, artinya terpotong keberkahannya. Karena ada yang terpuji secara batin tapi lahirnya tidak terpuji, maka kita tidak dianjurkan untuk membaca basmalah. Misalnya ketika orang hendak buang air, orang yang buang air itu secara batin merupakan tindakan terpuji, karena jika kita tidak buang air akan kita akan sakit bahkan bisa menyebabkan diri kita masuk rumah sakit, tetapi secara dzohir termasuk tidak terpuji, maka tidak perlu membaca basmalah, tetapi bacalah basmalah ketika hendak masuk toilet. Bacalah basmalah ketika hendak melakukan segala sesuatu yang secara dzohir terpuji, misalnya hendak mengangkat barang, membaca buku, menulis kitab, menuntut ilmu, bekerja dan lain sebagainya.

بِسْمِ اللهِ Dengan menyebut nama Allah. Dibalik makna basmallah menunjukkan ketergantungan kita kepada Allah.
الرَّحْمٰنِ  Yang Maha Pengasih. Kasih sayang Allah kepada makhlukNya baik yang mukmin maupun yang kafir atau maksiat di dunia. Fir’aun, Abu Jahal pun mendapatkan sifat Allah yang Rohman ini ketika di dunia.
الرَّحِيْمِ Yang Maha Penyayang. Kasih sayang Allah kepada makhlukNya yang mukmin saja di akherat kelak.
Disebutkan, bahwa kitab yang diturunkan dari langit ke bumi ada 104 kitab
  • ·         60 mushaf diturunkan kepada Nabi Syits AS
  • ·         30 mushaf diturunkan kepada Nabi Ibrahim AS
  • ·         10 diturunkan kepada Nabi Musa AS (sebelum turun kitab Taurat)
  • ·         Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS
  • ·         Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud AS
  • ·         Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS, dan
  • ·         Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

Makna atau kandungan dari semua kitab tersebut terkumpul pada kitab Al-Qur’an, sedangkan makna dari Al-Qur’an terkumpul dalam surat Al-Fatihah, selanjutnya makna Surat Al-Fatihah terkumpul dalam basmalah, dan makna basmalah sendiri terkandung dalam huruf ba’ nya lafadz basmalah.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ Segala puji hanya milik Allah. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini hanya milik Allah. Segala kebaikan yang ada di semesta ini kembali kepada Allah. Kecerdasan yang kita miliki, kelebihan yang kita miliki itu hanya milik Allah, maka kita tidak boleh sombong dengan apa yang telah kita peroleh. Tuhan semesta alam, Tuhannya ahli bumi dan ahli langit, Tuhannya makhluk yang di laut dan Tuhannya makhluk yang di darat, Tuhannya sesuatu yang terlihat dan Tuhannya sesuatu yang tak terlihat.

Sunnah Nabi,
كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لاَ يُبْدَأ بِالحَمْد لله فَهُوَ أَقْطَعْ

Setiap perkara yang bernilai baik, ketika tidak diawali dengan Alhamdulillah, maka ia akan terpotong (barokahnya) (HR. Ibnu Hibban)

Ada tiga alasan mengapa kita perlu melafadzkan hamdalah sebelum melaksanakan segala sesuatu yang terpuji, yaitu :
  1. Pertama kali pemberian Allah kepada kita adalah kenikmatan
  2. Lafadz Alhamdulillah merupakan seringan-ringannya ketaatan
  3. Lafadz Alhamdulillah adalah perkataan pertama dari Bapak kita, Nabi Adam AS, ketika bersin beliau langsung melafadzkan hamdalah.


وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ Dan denganNya saya memohon pertolongan. Hal ini merupakan bentuk wujud tawakkal para Ulama’ dan pengarang yang tidak mengandalkan kecerdasan yang dimiliki. Hendaknya orang beriman selalu mengingat Allah sebelum melakukan segala sesuatu kebaikan. Sering kali kita lupa kepada Allah saat diberikan kebaikan.

 عَلَى اُمُوْرِالدُّنْيَاDalam segala urusan dunia. Agar kehidupan di dunia kita bisa benar sesuai aturan dan syari’at maka kita harus selalu memohon pertolongan kepada Allah baik secara dzohir maupun batin. Batin dengan cara mengadu kepada Allah, Dzohirnya ikuti petunjuk Allah sesuai yang telah disyari’atkan Allah kepada manusia dalam urusan dunia, melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

وَالدِّيْنِ Dalam urusan agama, kita tidak bisa mengerti kebenaran kecuali atas bimbingan Allah. Banyak orang mendengar kebaikan tetapi tidak paham-paham juga dengan kebaikan yang telah disampaikan lantaran tidak adanya pertolongan dari Allah. 
Oleh karena itu, ikrar اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan) yang minimal setiap 5 waktu kita ucapkan dan setidaknya kita memohon agar diberi kebaikan dalam urusan dunia dan akherat.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akherat dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Bagi orang yang mengenal Nabi maka dia tidak akan melupakan untuk membaca sholawat kepadanya. Sholawat yang dimasukkan dalam setiap do’a dan aktivitas sehari-hari. Sholawat adalah ibadah yang mudah diterima oleh Allah SWT, sehingga tak heran jika para ulama’ senantiasa membuka dan penutup do’a atau tulisan mereka dengan sholawat agar do’a atau tulisan atau kegiatan lainnya bisa diterima oleh Allah SWT dan selain itu agar mendapatkan do’a dari para malaikat.

Dalam sebuah hadits riwayat Imam An-Nasai, Rasulullah bersabda :

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ

Barang siapa yang bersholawat kepada ku 1 x maka Allah bersholawat kepadanya 10x.

Rasulullah SAW juga akan membalas sholawatnya orang yang bersholawat kepadanya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ بَلَغْتَنِيْ صَلاَتُهُ وَ صَلَّيْتُ عَلَيْهِ وَكُتِبَ لَهُ سِوَى ذَلِكَ عَشْرُ حَسَنَاتٍ

Barangsiapa yang bersholawat kepadaku maka sholawatnya sampai kepadaku dan aku bersholawat kepadanya dan ditulis baginya selain itu sepuluh kebaikan. (HR. Thabrani)

Selain itu, orang yang mau bersholawat kepada Nabi pun akan disholawati para malaikat. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad dituturkan bahwa Abdullah bin Amr pernah berkata :

مَنْ صَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ مَلاَئِكَتُهُ سَبْعِيْنَ صَلاَةً

Barangsiapa yang bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW sekali, maka Allah dan para malaikatnya bersholawat kepadanya tujuh puluh kali. (Abdullah Sirajudin Al-Husaini, As-Shalatu ‘alan Nabiyyi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, [Damaskus : Maktabah Darul Falah, 1990], hal 97-98)

خَاتِمِ النَّبِيِّيْنَ Pungkasan para Nabi _dengan dikasroh ta’nya. Artinya, tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad, Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyampaikan syari’at ke seluruh umat di muka bumi.

خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ Stempelnya para Nabi _dengan difathah ta’nya. Artinya, tidak ada nabi terdahulu yang mengesahkan adanya nabi terakhir selain Nabi Muhammad SAW.

وَآلِهِ dan keluarga Nabi. Yang termasuk dalam keluarga Nabi yaitu : Sayyidatuna Fatimah, Sayyidina Ali, Sayyidina Hasan, dan Sayyidina Husain radliyyallahu ‘anhum. Begitu pula istri-istri Nabi : Khadijah binti Khuwailid, Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar bin Al-Khattab, Hindun binti Abi Umayyah (Ummu Salamah), Ramlah binti Abu Sufyan (Ummu Habibah), Juwairiyah binti Al-Harits (Barrah), Shafiyah binti Huyay, Zainab binti Jahsy, Zainab binti Khuzaimah, Maymunah binti Al-Harits.  Serta Bani Hasyim dan Bani Mutholib.

وَصَحْبِهِ Sahabat Nabi. Syarat seseorang disebut sebagai sahabat Nabi ada tiga, yaitu :
  1. Hidup bersama nabi,
  2. Islam bersama dan bertemu nabi,
  3. Meninggal dunia dalam keadaan Islam.

Uwais al-Qarni tidak disebut sahabat, karena hidup pada zaman Nabi, beriman kepada Nabi, meninggal dunia dalam keadaan Iman, tetapi Uwais al-Qarni tidak bertemu dengan Nabi.

اجْمَعِيْنَ semua tanpa terkecuali.

لاَحَوْل وَلاَ قٌوَّةَ الاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ Tiada daya menghindar dari maksiat dan tiada upaya kekuatan untuk melaksanakan ibadah kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung.

Syeh M. Nawawi Al-Bantani dalam kitab Kasyifatus Saja Hal. 5 mengutip hadits riwayat Ibnu Abid Dunya dengan sanad tersambung hingga Rasulullah, bahwa Rasulullah bersabda yang artinya, “Siapa saja yang membaca لاَحَوْل وَلاَ قٌوَّةَ الاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ setiap hari selama 100 kali, maka ia selamanya takkan ditimpa oleh kefakiran”. Diriwayatkan juga di dalam hadits apabila kebimbangan sedang hinggap di hati seseorang lalu ia membaca لاَحَوْل وَلاَ قٌوَّةَ الاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ sebanyak 300 kali, niscaya Allah membukakan jalan keluar baginya, maksudnya Allah mengurangi beban kesulitannya.

Rukun Islam
Sumber : Syarah Kitab Arba'in Annawawiyyah
Umar bin Khattab RA berkata:
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasulullah SAW). Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki yang mengenakan pakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Tak terlihat tanda-tanda bekas perjalanan dan tak ada satu pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi. Lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi.
Kemudian ia berkata, “Hai Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam!”.
Rasulullah SAW menjawab, “Islam adalah Engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan sholat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan; dan Engkau menunaikan haji ke Baitullah jika Engkau telah mampu melakukannya”.
Lelaki itu berkata, “Engkau benar!”.
Maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya kembali, “Beritahukan kepadaku tentang Iman!”.
Rasulullah SAW menjawab, “Iman adalah Engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir; dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk”.
Ia berkata, “Engkau benar”.
Dia bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang Ihsan!”
Rasulullah SAW menjawab, “Hendaklah Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan Engkau melihatNya, kalaupun Engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu”.
Dia pun bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku kapan terjadinya kiamat!”.
Rasulullah SAW menjawab, “Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya”.
Dia bertanya kembali,  Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”.
Rasulullah SAW menjawab, “Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika Engkau melihat orang yang bertelanjang kaki tanpa memakai baju serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan yang menjulang tinggi”.
Kemudian lelaki tersebut segera pergi.
Aku pun terdiam, sehingga Rasulullah bertanya kepadaku, “Wahai Umar, tahukah Engkau siapa yang bertanya tadi?”.
Aku menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui”.
Beliau bersabda, “Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian”.
HR. Muslim

Berdasarkan hadits Jibril di atas, maka rukun agama terbagi menjadi 3, yaitu :
1. islam
2. iman
3. ihsan
Sedangkan tanda-tanda kiamat termasuk dalam ranah keimanan yaitu iman kepada sesuatu yang ghoib.

Rukun islam ada 5, yaitu :
1. Membaca syahadat
Bersaksi dengan lidahnya meyakini dalam hatinya sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan sesunggunya Nabi Muhammad adalah utusan Allah untuk kita. Gunakan akal dan syari’at untuk mengenal Allah dan yakin bahwa Allah itu ada.

Hukum membaca syahadat selain dalam sholat tidak wajib, karena sholat itu wajib.
Wajib membaca syahadat bagi orang kafir asli yang akan masuk Islam atau orang murtad yang akan kembali kepada Islam.
Bayi yang lahir dari orang tua atau salah satu dari keduanya muslim maka secara otomatis bayinya juga muslim sehingga tidak wajib membaca syahadat.

2.      Mendirikan sholat
3.      Mengeluarkan zakat
4.      Puasa di bulan Ramadlan
5.      Menunaikan ibadah haji di baituLlah bagi yang sudah mampu


REFERENSI
😀 Rukun Islam | Buya Yahya | Kitab Safinatun An-Najah | 1 Ramadhan 1439 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar